Bidang Mapendais (20/10) - Kepala
Kantor Kementerian Agama Kab. Pesisir Selatan Drs. H. Damri Tanjung, MA
apresiasi tentang komitmen kepala madrasah untuk selalu berupaya mengembangkan
madrasah secara optimal diantaranya dengan mengembangkan madrasah berbudaya peduli lingkungan. Pada saat ini
madrasah dikembangkan menjadi madrasah berwawasan lingkungan (MBL) baik ditingkat
Kab. Pesisir Selatan dan Propinsi Sumatera Barat mapun ditingkat Nasional.
Setelah menyandang Madrasah Sehat
tingkat Pesisir Selatan dan tingkat Propinsi Sumatera Barat pada Tahun 2011 dan
2012, MTsN Tarusan Kab. Pesisir Selatan sudah layak menjadi sekolah Adiwiyata
tahun 2013 “Walaupun baru calon, madrasah ini sangat disiplin dalam mengelola
lingkungan, “kata Tim Dinas Lingkungan Hidup Kab. Pesisir Selatan, Rabu
(17/10).
Kepala MTsN Tarusan Fextoria, S. Ag,
MA (20/10) optimis kembangkan budaya peduli lingkungan di madrasah yang ia
pimpin. Karena menurut fextoria ada empat (4) indikator dalam penilaian adiwiyata
tentang pengembangan kebijakan madrasah peduli
dan berbudaya lingkungan, diantaranya : (a) pengembangan budaya peduli
lingkungan, (b) kurikulum berbasis lingkungan, dan (c) pengembangan kegiatan
berbasis partisipatif, serta (d) pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung madrasah.
Selanjutnya Fex menambahkan, tentu
akan dilakukan penerapan pendidikan lingkungan hidup (PLH) dalam kurikulum madrasah.
Makanya MTsN Tarusan akan melakukan modifikasi kurikulum, yaitu memodifikasi
kurikulum nasional dengan Kurikulum babasis lingkungan hidup (KBLH). Sehubungan
sengan persiapan kearah itu, tentu kita akan membentuk tim yang solit dan juga
melakukan koordinasi dengan pihak terkait serta melakukan sosialisasi program
ini kepada komite madrasah termasuk siswa, guru dan masyarakat.
Nah, sebagai madrasah yang sudah dua
kali menjadi madrasah sehat baik tingkat Kab. Pesisir Selatan dan tingkat Prop.
Sumatera Barat, MTsN Tarusan optimis mewujudkan sekolah adiwiyata pada bulan
Januari 2013 mendatang. Pertanyaan apakah mungkin Fex ? Jawabannya tentu ada
pada diri kita sendiri, jika hati kita mau bergerak untuk peduli dengan
lingkungan, maka tidak ada yang tidak mungkin. Jika Adiwiyata sudah sudah kita
dapatkan itupun tidak hanya kepala madrasah saja yang bergerak lalu mendapatkan
poin plus, karena semua ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak jadi
semua pihak berhak mendapatkan poin plus dari program ini. Mari kita laksanakan
apa saja yang menjadi kewajiban kita untuk mewujudkan madrasah kita menjadi
sekolah adiwiyata 2013, tungkasnya. (yurd)